Keluarga Poligami Juga Manusia
SOSIOLOGI POLIGAMI -- Meski Puspo Wardoyo dan keempat istrinya mengaku kalau mereka bisa hidup secara tentram dan damai, namun tak jarang ada saja rintangan yang harus mereka hadapi. Sebut saja sorotan negatif dari berbagai pihak yang tidak setuju dengan prinsip poligami yang dijalankan Puspo. Dr. Siti Musdah Mulia, Sekjen ICRP (Indonesia Conference on Religion and Peace) misalnya, mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW selama 28 tahun melakukan monogami. Tiga tahun setelah istri pertamanya, Khadijah meninggal, ia baru menikahi Saudah-seorang janda tua yang berumur 65 tahun. Satu-satunya istri Nabi yang dinikahi masih muda dan perawan adalah istri ketiganya yaitu Siti Aisyah. Sedangkan istri keempatnya yang bernama Hafsah juga seorang janda tua. “Bandingkan dengan Puspo yang menikahi empat orang istri yang masih perawan, muda, dan cantik,” ujar Musdah.
Selain sorotan miring, Puspo juga harus menghadapi rintangan manakala salah satu istrinya ada yang menggugat cerai. Salah satu istri Puspo yang menggugat cerai itu mengaku kalau dirinya tidak tahan dengan poligami yang dijalani oleh Puspo. Namun Puspo menghadapi semua itu dengan tenang. “Dia cuma mengundurkan diri saja,” ujar Puspo tanpa mau menyebutkan nama sang istri yang menggugat cerai dirinya.
Puspo pun bercerita salah satu pengalamannya dalam menjalani kehidupan poligami. Kala itu, Puspo tengah berada di kediaman istri kedua, Supiyanti. Hari itu memang menjadi jadwal bagi Puspo untuk berada di kediaman Supiyanti. Awalnya Puspo ingin memadu kasih dengan sang istri, namun Puspo harus gigit jari tatkala keadaan Supiyanti sedang berada dalam kondisi berhalangan (menstruasi, red). Hal tersebut memang cukup mengecewakan Puspo. Terlebih lagi, rasa cinta dan rindu terhadap Supiyanti sudah dipendamnya cukup lama. “Dia (Supiyanti, red) malah menyuruh saya untuk pergi ke rumah istri pertama saya,” kenang Puspo. “Itu sempat membuat saya terharu,” tambahnya.
Diusir Sang Anak. Uniknya, ketika Puspo mendatangi kediaman Rini, istri pertamanya, sang anak justru mempertanyakan alasan Puspo datang ke rumahnya tersebut. “Anak saya marah dan mengusir saya karena waktu itu kan seharusnya jadwal untuk istri kedua saya,” kenang Puspo. Kala itu, memang sudah menjadi jadwal Puspo mengunjungi istri kedua, sehingga sang anak pun protes dengan berubahnya jadwal Puspo secara tiba-tiba. Meskipun begitu, akhirnya sang anak dapat mengerti dengan keadaan sang ayah dan mampu menerima kembali kedatangan sang ayah. (sumber)
Selain sorotan miring, Puspo juga harus menghadapi rintangan manakala salah satu istrinya ada yang menggugat cerai. Salah satu istri Puspo yang menggugat cerai itu mengaku kalau dirinya tidak tahan dengan poligami yang dijalani oleh Puspo. Namun Puspo menghadapi semua itu dengan tenang. “Dia cuma mengundurkan diri saja,” ujar Puspo tanpa mau menyebutkan nama sang istri yang menggugat cerai dirinya.
Puspo pun bercerita salah satu pengalamannya dalam menjalani kehidupan poligami. Kala itu, Puspo tengah berada di kediaman istri kedua, Supiyanti. Hari itu memang menjadi jadwal bagi Puspo untuk berada di kediaman Supiyanti. Awalnya Puspo ingin memadu kasih dengan sang istri, namun Puspo harus gigit jari tatkala keadaan Supiyanti sedang berada dalam kondisi berhalangan (menstruasi, red). Hal tersebut memang cukup mengecewakan Puspo. Terlebih lagi, rasa cinta dan rindu terhadap Supiyanti sudah dipendamnya cukup lama. “Dia (Supiyanti, red) malah menyuruh saya untuk pergi ke rumah istri pertama saya,” kenang Puspo. “Itu sempat membuat saya terharu,” tambahnya.
Diusir Sang Anak. Uniknya, ketika Puspo mendatangi kediaman Rini, istri pertamanya, sang anak justru mempertanyakan alasan Puspo datang ke rumahnya tersebut. “Anak saya marah dan mengusir saya karena waktu itu kan seharusnya jadwal untuk istri kedua saya,” kenang Puspo. Kala itu, memang sudah menjadi jadwal Puspo mengunjungi istri kedua, sehingga sang anak pun protes dengan berubahnya jadwal Puspo secara tiba-tiba. Meskipun begitu, akhirnya sang anak dapat mengerti dengan keadaan sang ayah dan mampu menerima kembali kedatangan sang ayah. (sumber)
Post a Comment