Istri Kedua yang Tabah
SOSIOLOGI POLIGAMI -- Sebagai salah seorang istri Puspo, Supiyanti memang cukup tegar dalam menghadapi kenyataan bahwa sang suami memiliki istri lebih dari satu. “Awalnya, saya tidak menerima poligami,” kenang Supiyanti. Diakuinya pula, ia sempat menangis selama beberapa lama sebelum akhirnya bisa menerima keputusan sang suami untuk berpoligami. Supiyanti beralasan bahwa ia memang sejak awal menerima disunting sebagai istri kedua dan sudah seharusnya menerima keadaan sang suami.
Supiyanti sendiri dinikahi oleh Puspo tahun 1996. ketika itu Supiyanti baru berusia 26 tahun. Awalnya, pasangan tersebut menikah tanpa sepengetahuan istri pertama. Rini, istri pertama Puspo baru mengetahui bahwa suaminya tersebut telah menikah lagi setelah enam bulan kemudian. Puspo mengaku bahwa istri pertamanya itu sempat menangis tatkala mengetahui bahwa Puspo telah menikah lagi dengan perempuan lain. Meski begitu, Rini akhirnya berlapang dada dan menerima keputusan suami yang sangat dicintainya tersebut. Bahkan, Rini menemani suami dan madunya itu mencatatkan perkawinannya ke kantor urusan agama (KUA).
Ketika Puspo menjalankan poligami dengan keempat istrinya, memang bukanlah tanpa halangan. Saat Puspo mencoba melamar calon istri ketiganya, Anissa Nasution, ia malah sempat ditolak mentah-mentah oleh calon mertua. Kala itu, orang tua Anissa tidak rela anak perempuannya tersebut dijadikan istri ketiga. Puspo pun melapor ke Rini mengenai hal tersebut. Tak dinyana, Rini justru mendampinginya untuk melamar Anissa kembali. Walhasil, lamaran itu diterima. Berkat kegigihan dan kesungguhan Puspo, orang tua Anissa akhirnya luluh dengan lamaran Puspo. Meski memiliki empat istri, Puspo mengaku bahwa ia telah berusaha untuk selalu berbuat adil. “Mas Puspo sudah berbuat adil,” ujar Supiyanti. Ia mengaku bahwa dari segi materi dan perhatian, Puspo memang telah berbuat adil. “Masing-masing istri dan keluarganya dikasih satu rumah dan satu mobil,” aku wanita berjilbab ini.
Tidak hanya adil dalam hal materi, Supiyanti juga mengaku bahwa Puspo adil dalam pembagian waktu atau jadwal kunjungan. Adapun menurut Supiyanti jadwal kunjungan untuk keempat istri Puspo telah diatur sedemikian rupa sehingga masing-masing istri dan anak-anaknya mendapatkan perhatian dan waktu yang sama. Untuk pembagian waktu terhadap keempat istrinya, Puspo memiliki jadwal yang diatur dengan adil. Setiap orang istri memiliki jatah seminggu. Tak pelak, rutinitas Jakarta-Medan sudah menjadi menunya tiap bulan. (sumber)
Supiyanti sendiri dinikahi oleh Puspo tahun 1996. ketika itu Supiyanti baru berusia 26 tahun. Awalnya, pasangan tersebut menikah tanpa sepengetahuan istri pertama. Rini, istri pertama Puspo baru mengetahui bahwa suaminya tersebut telah menikah lagi setelah enam bulan kemudian. Puspo mengaku bahwa istri pertamanya itu sempat menangis tatkala mengetahui bahwa Puspo telah menikah lagi dengan perempuan lain. Meski begitu, Rini akhirnya berlapang dada dan menerima keputusan suami yang sangat dicintainya tersebut. Bahkan, Rini menemani suami dan madunya itu mencatatkan perkawinannya ke kantor urusan agama (KUA).
Ketika Puspo menjalankan poligami dengan keempat istrinya, memang bukanlah tanpa halangan. Saat Puspo mencoba melamar calon istri ketiganya, Anissa Nasution, ia malah sempat ditolak mentah-mentah oleh calon mertua. Kala itu, orang tua Anissa tidak rela anak perempuannya tersebut dijadikan istri ketiga. Puspo pun melapor ke Rini mengenai hal tersebut. Tak dinyana, Rini justru mendampinginya untuk melamar Anissa kembali. Walhasil, lamaran itu diterima. Berkat kegigihan dan kesungguhan Puspo, orang tua Anissa akhirnya luluh dengan lamaran Puspo. Meski memiliki empat istri, Puspo mengaku bahwa ia telah berusaha untuk selalu berbuat adil. “Mas Puspo sudah berbuat adil,” ujar Supiyanti. Ia mengaku bahwa dari segi materi dan perhatian, Puspo memang telah berbuat adil. “Masing-masing istri dan keluarganya dikasih satu rumah dan satu mobil,” aku wanita berjilbab ini.
Tidak hanya adil dalam hal materi, Supiyanti juga mengaku bahwa Puspo adil dalam pembagian waktu atau jadwal kunjungan. Adapun menurut Supiyanti jadwal kunjungan untuk keempat istri Puspo telah diatur sedemikian rupa sehingga masing-masing istri dan anak-anaknya mendapatkan perhatian dan waktu yang sama. Untuk pembagian waktu terhadap keempat istrinya, Puspo memiliki jadwal yang diatur dengan adil. Setiap orang istri memiliki jatah seminggu. Tak pelak, rutinitas Jakarta-Medan sudah menjadi menunya tiap bulan. (sumber)
Post a Comment