Poligami: OC Kaligis dengan 10 Istri
Otto Cornelis Kaligis (OCK) adalah pengacara kondang yang dirundung masalah, pengacara yang sangat kaya ini mempunyai tarif mahal.
Tapi dia tidak segan menolong berbagai pihak yang tidak mempunyai uang untuk melakukan proses hukum.
Suatu ketika, OCK lalu memperlihatkan sebuah buku yang akan segera diterbitkannya.
Buku itu masih belum diberi judul, tapi sudah final.
Buku itu, kata OCK, mengungkap semua kisah kehidupannya, termasuk hal yang sangat pribadi.
Di dalamnya, OCK mengaku tentang siapa saja 10 wanita yang menjadi istri dan ibu dari 20 orang anaknya.
Di luar mereka, masih ada wanita yang masuk kategori pacar.
OCK siap membuka rahasia pribadinya itu karena ia berhasil mengharmoniskan hubungan di antara mereka.
Semua istri saling kenal, begitu juga semua anak-anaknya.
Bahkan, di antara istrinya terdapat dua kakak beradik.
Anak tertua OCK berusia 42 tahun dan yang paling kecil berumur empat tahun.
Salah satu anaknya yang terkenal adalah Velove Vexia.
Maksud dan tujuannya sangat jelas karena ternyata OCK tidak ingin, anak-anaknya tidak saling mengenal dan dikhawatirkan suatu ketika menjalin hubungan, mereka kemudian berpacaran, bisa celaka.
"Saya ingin membuka semuanya, supaya tidak terjadi karena mereka tak saling kenal, mereka berpacaran. Saya berharap, ketika saya menghembuskan nafas terakhir, semua yang saya tinggalkan itu jelas," kata pengacara yang pernah membawa kasus sopir PPD ke pengadilan itu, dalam sebuah kesempatan di Jakarta.
Pengacara yang kuat dengan argumen hukum ini memang terkenal menjunjung tinggi hukum dan keadilan.
Langkah besarnya yang diingat banyak orang adalah ketika dia memutuskan untuk membayar uang pensiun 35 orang sopir PPD, yang kasusnya kalah saat kasasi di Mahkamah Agung (MA), dengan uang pribadinya.
Selain itu, tentu saja kegiatan dia membela mantan Presiden Soeharto, saat menjalani proses hukum bersama sejumlah pengacara lainnya.
Kekayaan mungkin sudah lebih dari cukup, kantornya di Jalan Majapahit, Harmoni, menjadi tempat untuk mendidik sejumlah pengacara dan mahasiswa dan menjadi kawah candradimuka untuk praktek hukum.
Lokasinya agak tersembunyi, tapi semua yang bekerja di sana harus benar-benar bisa menjaga kesehatan karena ruang kerja OCK berada di lantai paling atas, yang hanya bisa dicapai dengan menaiki semua tangga di kantor tersebut.
Di lantai paling atas, ada sebuah aula, yang sering dijadikan sebagai tempat praktek hukum.
Beragam kasus hukum mulai dari buruh, sopir, rakyat miskin hingga selebritis dan pejabat pernah dia tangani.
Beberapa kasus besar yang pernah ditangani OC Kaligis adalah kasus pencemaran nama baik RS Omni Tangerang dengan terdakwa Prita Mulyasari, skandal video porno mirip artis Ariel Peterpan, Luna Maya dan Cut Tari, dan kasus suap wisma atlet Muhammad Nazaruddin.
Pengabdiannya pada hukum juga diberikan lewat pendidikan, OC Kaligis adalah satu dari sedikit pengacara yang menyandang gelar Guru Besar atau Profesor.
Beliau dikukuhkan di Universitas Negeri Manado (UNIMA) tanggal 8 November 2008 dan dia aktif mengajar di banyak tempat.
Selain mengajar di perguruan tinggi, pengacara ini juga mengabdikan ilmunya di Sespim Polri, Sespati Polri, dan Lemhannas adalah beberapa tempat dia mengajar. (sumber)
Tapi dia tidak segan menolong berbagai pihak yang tidak mempunyai uang untuk melakukan proses hukum.
Suatu ketika, OCK lalu memperlihatkan sebuah buku yang akan segera diterbitkannya.
Buku itu masih belum diberi judul, tapi sudah final.
Buku itu, kata OCK, mengungkap semua kisah kehidupannya, termasuk hal yang sangat pribadi.
Di dalamnya, OCK mengaku tentang siapa saja 10 wanita yang menjadi istri dan ibu dari 20 orang anaknya.
Di luar mereka, masih ada wanita yang masuk kategori pacar.
OCK siap membuka rahasia pribadinya itu karena ia berhasil mengharmoniskan hubungan di antara mereka.
Semua istri saling kenal, begitu juga semua anak-anaknya.
Bahkan, di antara istrinya terdapat dua kakak beradik.
Anak tertua OCK berusia 42 tahun dan yang paling kecil berumur empat tahun.
Salah satu anaknya yang terkenal adalah Velove Vexia.
Maksud dan tujuannya sangat jelas karena ternyata OCK tidak ingin, anak-anaknya tidak saling mengenal dan dikhawatirkan suatu ketika menjalin hubungan, mereka kemudian berpacaran, bisa celaka.
"Saya ingin membuka semuanya, supaya tidak terjadi karena mereka tak saling kenal, mereka berpacaran. Saya berharap, ketika saya menghembuskan nafas terakhir, semua yang saya tinggalkan itu jelas," kata pengacara yang pernah membawa kasus sopir PPD ke pengadilan itu, dalam sebuah kesempatan di Jakarta.
Pengacara yang kuat dengan argumen hukum ini memang terkenal menjunjung tinggi hukum dan keadilan.
Langkah besarnya yang diingat banyak orang adalah ketika dia memutuskan untuk membayar uang pensiun 35 orang sopir PPD, yang kasusnya kalah saat kasasi di Mahkamah Agung (MA), dengan uang pribadinya.
Selain itu, tentu saja kegiatan dia membela mantan Presiden Soeharto, saat menjalani proses hukum bersama sejumlah pengacara lainnya.
Kekayaan mungkin sudah lebih dari cukup, kantornya di Jalan Majapahit, Harmoni, menjadi tempat untuk mendidik sejumlah pengacara dan mahasiswa dan menjadi kawah candradimuka untuk praktek hukum.
Lokasinya agak tersembunyi, tapi semua yang bekerja di sana harus benar-benar bisa menjaga kesehatan karena ruang kerja OCK berada di lantai paling atas, yang hanya bisa dicapai dengan menaiki semua tangga di kantor tersebut.
Di lantai paling atas, ada sebuah aula, yang sering dijadikan sebagai tempat praktek hukum.
Beragam kasus hukum mulai dari buruh, sopir, rakyat miskin hingga selebritis dan pejabat pernah dia tangani.
Beberapa kasus besar yang pernah ditangani OC Kaligis adalah kasus pencemaran nama baik RS Omni Tangerang dengan terdakwa Prita Mulyasari, skandal video porno mirip artis Ariel Peterpan, Luna Maya dan Cut Tari, dan kasus suap wisma atlet Muhammad Nazaruddin.
Pengabdiannya pada hukum juga diberikan lewat pendidikan, OC Kaligis adalah satu dari sedikit pengacara yang menyandang gelar Guru Besar atau Profesor.
Beliau dikukuhkan di Universitas Negeri Manado (UNIMA) tanggal 8 November 2008 dan dia aktif mengajar di banyak tempat.
Selain mengajar di perguruan tinggi, pengacara ini juga mengabdikan ilmunya di Sespim Polri, Sespati Polri, dan Lemhannas adalah beberapa tempat dia mengajar. (sumber)
Post a Comment