Header Ads

Poligami tidak Harus Kaya

Kenalanku itu sudah tampak tua, hampir 60 tahun, sudah terlihat kerutan di pinggir kedua matanya. Bertubuh sedang tak terlalu tinggi, agak gemuk, tak juga terlalu ganteng, ini aku lihat dari sebuah album tua yang memuat foto-fotonya ketika masih remaja. Di usianya yang sudah tergolong tua itu, kenalanku itu hanya berkerja menjadi tukang ojek, terkadang ikut beberapa temannya berbisnis kecil-kecilan.

Rumah yang menjadi tempat tinggal kenalanku itu pun tak terlalu besar. Bangunan dari kayu dengan halaman cukup luas itu, terdiri dari ruang tamu, dapur, dan ruang tidur untuk ke-4 istrinya yang tinggal serumah dengan anak-anak mereka yang berjumlah 6 orang. Fantastis, hebat, cuma kata-kata itu yang pantas aku lekatkan kepada kenalanku itu. Seorang lelaki yang hidup tidak kaya, tapi sanggup berpoligami dengan 4 istri sekaligus. Ke-4 istrinya itu menurut kenalanku tersebut, rata-rata berusia dibawah 30 tahunan.

Mereka tampak rukun berkumpul dalam satu rumah dengan 1 orang kepala keluarga. "Apa rahasianya ?" tanyaku suatu kali kepada kenalanku tersebut, ia hanya tersenyum mendengar lontaran pertanyaanku. Pria kenalanku itu tak pernah bersedia membeberkan rahasia kenapa ia bisa berpligami sampai 4 orang, dan kumpul dalam satu atap. Tak habis pikir aku terhadap kehidupan kenalanku itu. Kok bisa, padahal secara ekonomi dia hidup tak berkelebihan, seadanya saja seperti kebanyakan warga di sekitarnya yang tingkat ekonominya menengah ke bawah. Kesimpulanku adalah; untuk berpoligami seorang pria tak perlu menunggu banyak duit alias kaya. Karena secara logis seseorang yang berpoligami dapat dikatakan mampu dalam banyak hal, terutama kemampuan materi. Itu kenalanku yang tidak kaya, tapi mampu berpoligami dengan 4 istri sekaligus.

Sumber

No comments

Powered by Blogger.