Kejamnya Politik, Pejabat Taiz di Yaman Kini Harus Hormat ke Tarik Saleh yang Dulu Jadi Musuh
Politik itu memang kejam. Hal itu juga terlihat di Yaman saat pejabat Taiz harus hormat san mematuhi perintah dari Beigjen Tarik Saleh yang dulu merupakan musuh karena berkolaborahi dengan kelompok Houthi.
Saat kelompok Houthi menguasai Sanaa dan mengusir pemerintah, Partai Kongres Rakyat Umum pimpinan mantan Presiden Abdullah Saleh berkoalisi dengan Houthi untuk membentuk pemerintaha de facto Sanaa.
Hasilnya sebuah Dewan Politik Tinggi dibentuk yang diawaki oleh pejabat Houthi dan Partai Kongres.
Tarik Saleh saat itu masih berdinas di Garda Republik yang menjadi salah satu kekuatan tentara Yaman versi Houthi.
Namun saat Abdullah Saleh mulai melakukan manuver untuk berdamai dengan pemerintah yang sah, Houthi mengeksekusi Abdullah Saleh.
Brigjen Tarik Saleh yang pasukannya pernah membombardir Taiz dan wilayah pemerintah lainnya harus kabur menyusul adanya upaya membentuk pemerintahan militer pengganti Dewan Politik Tinggi.
Dewan Militer itu akan dipimpin oleh Tarik Saleh. Namun gagal dia melarikan diri ke wilayah pemerintah.
Singkat cerita, Tarik Saleh kini menjadi anggota Dewan Presidium Yaman (PLC) yang posisinya selevel wakil presiden. PLC dipimpin oleh Presiden Rashad Al Alimi.
Kota Taiz yang dikuasai Partai Islah kini harus tunduk dengan perintah Tarik Saleh sebagai wapres karena posisi pasukannya berada di Mocha.
Dalam sebuah instruksinya, Tarik Saleh memerintahkan PM Maeen Abdulmalik untuk segera mengambil tindakan memberantas wabah deman berdarah di Yaman.
PM Maeen merupakan kelahiran Taiz dan didukung oleh Partai Islah.
Banyangkan betapa sungkannya dia harus menerim perintah dari mantan musuhnya.
Post a Comment