Header Ads

Kampung Poligami di Sidoarjo

SOSILOGI POLIGAMI -- Selain terkenal dengan luapan lumpur panas Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur, ternyata ada daerah yang cukup menarik perhatian masyarakat. Yakni, ada sebuah kampung yang cukup unik lantaran sebagian warga di Jalan Wayo menjadi penganut paham poligami dalam berumah tangga.

Suasana Desa Kedung Banteng, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, ini bila dilihat memang tampak religius lantaran sebagian besar perempuan di desa tersebut kemana-mana mengenakan jilbab.

Namun, di kampung tersebut menyimpan cerita unik karena terdapat sebuah jalan di mana penduduknya menganut poligami, yakni di Jalan Wayo atau jika diterjemahkan bermakna poligami.

Kepala Desa Kedung Banteng Tohirin mengatakan, asal muasal kampung tersebut diberi nama Jalan Wayo karena memang warga di jalan tersebut menganut praktik poligami dalam berumah tangga. Poligami di kampung tersebut muncul sekira 1980 silam.

Sebelumnya, nama jalan kampung tersebut adalah Jalan KH Ahmad Dahlan. Namun, seiring maraknya praktik poligami di kampung tersebut, nama jalan akhirnya diubah dengan nama Jalan Wayo.

Selain sebagai tanda bagi warga, Jalan Wayo juga merupakan sebuah kebanggaan karena kendati praktik poligami terjadi di kampung tersebut, keluarganya tetap berjalan harmonis. Istri tua dan muda saling menjaga toleransi meski hidup dalam satu desa.

Tohirin menegaskan, seiring perkembangan jaman, dari puluhan warga yang menganut poligami, kini penganut poligami semakin berkurang. Bahkan, warga sekarang merasa malu-malu ketika diminta cerita tentang asal muasal Jalan Wayo.

No comments

Powered by Blogger.